Rabu, 06 Januari 2016

Teman - teman jangan lupa kunjungi website kampus kami, www.sebi.ac.id . Terimakasih, Thank you, Kamsahamnida, arigatou gozaimashita, xie- xie, Jazakallah khairan katsir , Gracias, ^_^

Job Order Costing



Konsep dasar  Job Order Costing adalah suatu metode perhitungan biaya yang didasarkan pada sistem produksi berdasarkan pesanan. Sistem Job Order Costing digunakan untuk  perusahaan yang memproduksi bermacam produk selama periode tertentu, selain itu juga dapat digunakan pada perusahaan jasa. Biaya dihitung secara individual untuk masing-masing pekerjaan.
Dengan contoh dalam perusahaan konveksi, manufaktur. Dimana perusahaan yang menangani seorang pelanggan yang memesan dalam suatu perusahaan dengan pesanan yang berbeda-beda.
Dalam Job Order Costing, produk bersifat sangat bervariasi, biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan/pesanan. Biaya per unit  dihitung melalui pembagian total biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan tersebut.

Komponen dari Job Order Costing adalah:
1.      Biaya Bahan Baku
2.      Tenaga Kerja Langsung
3.      Overhead (Tarif dari Overhead pembebanan biaya)

Pembebanan dalam Job Order Costing:
1.     biaya sesungguhnya
2.     Bahan langsung dibebankan ke pekerjaan berdasarkan
3.     Menggunakan formulir permintaan bahan
4.     Biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke pekerjaan berdasarkan biaya sesungguhnya
5.     Menggunakan kartu jam kerja (time ticket) berisi ringkasan aktivitas kerja setiap jamnya
6.     Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk menggunakan tarif yang ditetapkan di muka
7.     Proses alokasi

Dalam Job Order Costing ada pembebanan biaya:
a.)    Actual Costing: Berdasarkan nialai actualnya, sesuai dengan yang kita keluarkan
Kelebihan: Bersifat akurat
Kelemahan: Telat karena kita harus menunggu semua periode selesai
b.)    Normal Costing: Pembebanan biaya tenaga kerja langsung.

Activity Based Costing dan Functional Based Costing



Pembebanan biaya ada 2, yaitu :
1.      Activity Based Costing (perhitungan biaya berdasarkan aktifitas)
2.      Functional Based Costing (perhitungan biaya berdasarkan fungsional)

1.    Activity Based Costing
2.    Functional Based Costing

Activity Based Costing (ABC) adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Activity Based Costing dapat diartikan juga sebagai penentuan harga pokok produk berdasarkan kegiatan atau aktivitas.

Contohnya dalam sebuah perusahaan yang memproduksi sebuah baju. Dalam proses pembuatan baju disini ada aktivitas desain, gunting dan jahit yang hal tersebut dimaksud sebagai pembebanan biaya dalam setiap aktivitas. Sehingga kita tahu aktivitas mana yang paling boros dan aktivitas yang tidak boros, serta kita dapat mengetahui pengeluaran-pengeluaran setiap departemen.

Jenis biaya atau komponen dalan Activity Based Costing:
  •           Bahan baku (Direct Material)
  •           Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
  •            Overhead
Dari komponen biaya produksi di atas, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri sampai ke produk jadi. Sedangkan Biaya overhead pabrik pembebanannya tidak bisa langsung ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan berdasarkan sesuatu, misal: jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin (metode tradisional). Oleh karena itu muncul suatu pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibanding metode tradisional.Sehingga dapat membantu pengambilan keputusan manajemen untuk penetapan harga jual dengan akurat. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan Activity Based Costing (ABC).

Pada Konsep ABC tersebut terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua tahap sebgai berikut:
Tahap I : Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan ke dalam aktifitas.
Tahap II : Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menyebakan terjadinya biaya atau disebust penggerak biaya (cost driver).

Pembebanan biaya dalam activity based costing ada 3 tingkatan, yaitu Tingkat Pabrik, Departemen dan juga Aktivitas.
Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya tradisional.

Functional Based Product Costing membebankan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dengan menggunakan direct tracing (penelusuran langsung). Sementara itu, biaya overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan penelusuran penggerak dan alokasi. Sistem ini membebankan biaya overhead melalui dua tahap yaitu tahap pertama adalah mengalokasikan biaya overhead yang terjadi ke pusat biaya (cost center) dan tahap kedua mengalokasikan biaya-biaya tersebut dari masing-masing cost center ke produk dengan menggunakan pemicu yang berbasis pada unit produksi, misalkan jam tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya bahan baku, dan lain-lain.



Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung biaya produk adalah membebankan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, karena kedua biaya ini dapat langsung ditelusuri ke produk. Sedangkan pembebanan biaya overhead unit produk dalam berbagai hal merupakan tugas yang sulit. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan teknik alokasi. Teknik alokasi dikerjakan melalui pemilihan suatu dasar aktivitas yang dikaitkan pada seluruh produk melalui proses produksi pada satu periode, kemudian dihitung tarif overheadnya.

Tarif overhead yang dipilih menyatakan hubungan dari overhead pabrik dengan dasar yang dipilih. Bila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja sehingga biaya upah pekerjanya dominan dalam struktur biaya produk, maka dasar yang digunakan adalah jam tenaga kerja langsung. Demikian pula jam mesin menjadi unsur yang dominan, maka pembebanan biaya overhead berdasarkan jam mesin.

Tarif Overhead = Overhead yang diestimasikan : Pemicu (Driver)  yang diestimasikan

Setelah menentukan tarif, selanjutnya adalah menghitung biaya yang dibebankan

Overhead yang dibebankan = Tarif Overhead : Actual Pemicu (Driver)

 Sistem ini mengalokasikan biaya overhead melalui dua pendekatan, yakni dengan menggunakan tarif overhead keseluruhan pabrik (plantwide rate) dan tarif overhead departemen (departemental rate). Kedua pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa biaya overhead yang terjadi berhubungan dengan volume unit yang diproduksi. Pendekatan yang digunakan oleh sistem ini sebenarnya bukanlah suatu pendekatan yang salah. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, metode ini sudah menjadi kurang akurat untuk digunakan sebagai penunjang decision making oleh manajemen suatu perusahaan.

Contoh Overhead Application : Plant Wide Rate


Budgeted overhead


$360,000
Expected activity (in direct labor hours)


120,000
Predetermined overhead rate


 $       3.00





Pocket calculator

Currency translator
Actual activity (in direct labor hours)
40,000

60,000
Predetermined overhead rate
$3.00

$3.00
Overhead applied to production
$120,000

$180,000
Units produced
80,000

90,000
Overhead per unit
$1.50

$2.00


Overhead Variances: 

Overhead Variances adalah selisih dari biaya overhead yang dibebankan (Applied Overhead) di kurang dengan Actual Overhead. Bila biaya yang dibebankan (Applied Overhead) lebih besar dari actual overhead, maka itu disebut overapplied overhead. Jika Applied lebih kecil dari actual overhead maka itu disebut under applied overhead.

PROCESS COSTING


 
Perhitungan biaya biaya berdasarkan proses
Biaya proses adalah sistem biaya produk yang mengakumulasikan biaya biaya berdasarkan proses atau departemen dan tugas tugas mereka menjadi jumlah yang besar dari produk yang hampir sama. Jenis perusahaan yang memakai proses biaya karyawan yang di standarisasi proses produksi menjadi perusahaan industri dengan prosuk sama. Biaya proses menyiapkan informasi untuk manajer dalam menganalisa produk dan keuntungan pelanggan dalam menentukan harga, produk campuran dan proses perbaikan.

Karakteristik perhitungan biaya menurut proses
Perusahaan yang memiliki produk homogen melalui proses atau departemen yang hampir mirip menggunakan perhitungan biaya menurut proses.

a.        Unit ekuivalen
Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa yang sudah dapat dihasilkan berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas unit-unit produk yang telah selesai maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak sama dengan unit-unit secara fisik.
Sebuah perusahaan manufaktur biasanya memiliki produk selesai (barang dalam proses) pada akhir suatu periode akuntansi. Menurut sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, unit produk yang baru selesai sebagian ini tidak sulit untuk ditangani karena biaya pesanan telah tersedia pada kartu biaya pesanan. Namun, pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya produk untuk unit produk yang selesai sebagian tidak tersedia.
Dengan memperhitungkan unit yang telah selesai dan selesai sebagian, kita membutuhkan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang dilakukan selama periode tersebut. Unit ekuivalen merupakan ukuran yang biasa digunakan.
Unit ekuivalen harus di kalkulasikan secara terpisah untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik karena proporsi total pekerjaan yang di lakukan pada unit-unit produk pada persediaan barang dalam proses tidak selalu sama untuk setiap elemen biaya. Karena overhead seringkali dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja, beberapa perusahaan menggunakan dua kategori yaitu bahan baku langsung dan biaya konversi.

b.        Biaya Konversi
Karena jumlah tenaga kerja langsung relative kecil dalam banyak industri pemrosesan, seperti industri penyulingan minyak, alumunium, kertas kimia, dan farmasi, biaya overhead pabrik dan tenaga kerja langsung terkadang dikombinasikan dan disebut juga biaya konversi dengan tujuan menghitung unit ekuivalen produksi.
Operasi industri banyak dikenakan biaya konversi yang sama untuk  seluruh produksi. Unit setara dengan biaya konversi untuk menghasilkan perkalian persentase pesanan yang selesai selama periode dengan jumlah unit yang bekerja adalah sebagian selesai.

c.         Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung dapat ditambahkan pada titik-titik produksi yang berlainan atau secara terus-menerus selama produksi. Jika bahan baku yang ditambahkan menggunakan proporsi yang sama digunakan untuk menghitung unit setara dengan bahan langsung adalah sama dengan proporsi biaya konversi. Namun, jika bahan ditambahkan sekaligus, proporsi yang digunakan dalam perhitungan tergantung pada apakah titik di memproses dimana bahan yang ditambahkan telah tercapai.

Tahap-tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Dokumen utama pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses secara umum adalah laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi meringkas jumlah unit fisik dan unit ekuivalen dari satu departemen, biaya yang dikeluarkan selama periode bersangkutan, serta biaya yang dibebankan ke unit yang selesai ditransfer maupun persediaan akhir barang dalam proses. Penyusunan laporan biaya produksi meliputi lima tahapan  yaitu :

1.        Menganalisis arus fisik dari unit produksi
Menentukan jumlah unit di awal proses pekerjaan, yang jumlah unit mulai ke produksi (atau diterima dari departemen sebelumnya), jumlah unit selesai, dan jumlah unit dalam mengakhiri persediaan dalam proses. Analisis unit fisik meliputi akuntansi untuk kedua input dan unit output. Unit  Masukan termasuk persediaan barang dalam proses dan semua unit yang masuk departemen produksi selama periode akuntansi. Unit keluaran termasuk unit yang lengkap dan ditransfer keluar dari bagian produksi dan unit dalam persediaan barang dalam proses berakhir.

2.        Menghitung Unit Ekuivalen untuk Setiap Biaya Produksi
Tujuan dari perhitungan unit setara dengan produksi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik adalah untuk mengukur kerja total pengeluaran produksi selama akuntansi periode. Unit fisik sebagian lengkap diubah menjadi jumlah setara seluruh unit.

3.       Menentukan Total Biaya Untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Biaya produksi total untuk setiap elemen biaya (bahan, tenaga kerja, dan overhead) termasuk saat ini biaya yang dikeluarkan dan biaya persediaan unit dalam proses awal. Besarnya biaya ini diperoleh dari permintaan resmi materi, kartu waktu kerja, dan lembar alokasi biaya overhead pabrik. Biaya produksi total untuk setiap elemen biaya juga disebut total biaya untuk menjelaskan. Total biaya yang ditentukan pada langkah ketiga harus setuju dengan total biaya ditugaskan pada langkah 5.

4.        Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen Untuk Setiap  Elemen Biaya produksi
Tujuan dari komputasi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik per ekuivalen unit produksi adalah untuk memiliki produk yang tepat biaya dan penentuan pendapatan untuk periode akuntansi, yang meliputi unit baik lengkap dan tidak lengkap.

5.       Membedakan Total Biaya Produksi Ke Unit Yang telah Selesai dan persediaan Akhir Barang dalam proses
Tujuan dari laporan biaya produksi untuk menentukan biaya produksi total yang dikeluarkan untuk unit diselesaikan selama periode dan unit yang masih dalam proses pada akhir. Pada umumnya perusahaan membagi laporan biaya produksi lima tahap ini kedalam tiga bagian :
(1)      informasi jumlah produksi,
(2)      penentuan biaya perunit,
(3)      pembebanan biaya.
Bagian pertama mencakup tahap 1, yaitu menganalisis arus unit fisik, serta tahap 2, yaitu menghitung unit ekuivalen. Bagian kedua mencakup tahap 3, yaitu menentukan total biaya yang akan diperhitungkan, serta tahap 4 yaitu menghitung biaya per unit ekuivalen. Bagian ketiga mencakup tahap 5 yaitu pembebanan total biaya produksi (perhitungan total biaya).

Metode perhitungan biaya berdasarkan proses
Dua metode yang digunakan untuk menyiapkan laporan biaya produksi departemen ketika perusahaan menggunakan proses penetapan biaya adalah metode rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama, keluar pertama (First-in, first out- FIFO).
Untuk mengilustrasikan kedua metode perhitungan biaya berdasarkan proses ini, diasumsikan pada tabel Naftel Toy Company yang memiliki dua departemen produksi, yaitu departemen percetakan dan departemen penyelesaian.

1.        Metode rata-rata tertimbang
Semua biaya dalam menghitung biaya satuan, termasuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan biaya yang dikeluarkan pada periode sebelumnya yang ditampilkan sebagai persediaan barang dalam proses awal periode berjalan. Dalam periode ini, metode biaya sebelumnya dan biaya periode saat ini dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai rata rata tertimbang. Untuk mengilustrasikan metode ini kita menggunakan tabel Naftel Toy Company, dengan mengikuti lima tahap dibawah ini.

Tahap 1 : Menganalisis Arus Fisik dari Unit produksi
Tahap pertama adalah menganalisis arus dari seluruh unit yang melalui proses produksi. Tujuan utama dari tahap pertama ini adalah untuk memastikan bahwa seluruh unit produksi diperhitungkan sebelum kita menghitung jumlah unit ekuivalen produksi untuk setiap elemen produksi. Table dibawah ini menyajikan prosedur dibawah ini.

Tahap 2 : Mengalkulasikan Unit Ekuivalen untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Tahap kedua dalam prosedur perhitungan biaya berdasarkan proses adalah mengalkulasikan jumlah unit ekuivalen dari aktivitas produksi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Table ekuivalen yang disajikan di bawah ini, didasarkan pada table unit fisik pada tahap 1.
Dari tabel diatas, kita menghitung untuk setiap elemen biaya, yaitu total jumlah unit ekuivalen sebagai berikut :

Tahap 3 : Menentukan Total Biaya untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Menentukan seberapa banyak uang yang dikeluarkan pada persediaan awal barang dalam proses dan produksi pada periode bersangkutan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Table dibawah ini meringkas total biaya produksi yang akan diperhitungkan.

Tahap 4 : Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen
Menghitung biaya per unit ekuivalen produksi untuk bahan baku langsung, dan overhead pabrik.

Tahap 5 : Membebankan Total Biaya Produksi ke Unit yang Telah Selesai dan Barang dalam Proses Akhir
Membebankan total biaya produksi ke unit produk yang telah selesai dan unit persediaan akhir barang dalam proses. Table dibawah ini meringkas jadwal pembebanan biaya.

Laporan Produksi
Tahap 1 sampai 5 menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam menyusun laporan biaya produksi.


2.        Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First in, First out –FIFO)
Termasuk dalam menghitung biaya unit hanya biaya yang dikeluarkan dan pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan. FIFO menganggap persediaan awal sebagai batch terpisah dari barang barang dimulai dan diselesaikan dalam periode. FIFO mengasumsikan bahwa pekerjaan pertama yang dilakukan adalah untuk menyelesaikan persediaan dalam proses awal. Sehingga, semua persediaan dalam proses awal diasumsikan akan selesai sebelum akhir periode berjalan. Untuk mengilustrasikan metode ini kita menggunakan tabel Naftel Toy Company, dengan mengikuti lima tahap dibawah ini.

Tahap 1 : Menganalisis Arus Unit Fisik dari Unit Produksi
Arus fisik dari unit produk tidak dipengaruhi oleh metode perhitungan biaya berdasarkan proses yang digunakan. Oleh karena itu, tahap 1 untuk metode FIFO sama dengan metode rata-rata tertimbang pada tahap 1 juga.

Tahap 2 : Mengalkulasikan Unit Ekuivalen untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Metode FIFO memperhitungkan persediaan awal sebagai satu kumpulan barang yang terpisah dari barang yang mulai diproses dan telah selesai pada periode yang sama.
Terdapat dua prosedur ekuivalen, yaitu dua prosedur alternative yang digunakan untuk mengalkulasikan unit ekuivalen produksi berdasarkan metode FIFO, yaitu :
a)        Tahap Alternatif A
Cara untuk mengalkulasikan unit ekuivalen FIFO adalah dengan mengurangkan unit ekuivalen pada barang dalam proses awal dari unit ekuivalen dengan metode rata-rata tertimbang agar memperoleh unit ekuivalen melalui metode FIFO.

b)      Tahap Alternatif B
Cara untuk mengalkulasikan unit ekuivalen FIFO adalah menambahkan unit-unit ekuivalen dari pekerjaan yang dilakukan pada periode bersangkutan untuk setiap komponen : (1) unit-unit ekuivalen ditambahkan untuk menyelesaikan persediaan awal barang dalam proses, (2) unit-unit yang mulai diproses dan telah selesai pada periode bersangkutan, (3) unit-unit ekuivalen dari persediaan akhir barang dalam proses.

Tahap 3 : Menentukan Total Biaya untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi unit produk tidak dipengaruhi oleh metode perhitungan biaya yang digunakan.

Tahap 4 : Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Berdasarkan metode FIFO, biaya per unit ekuivalen dikalkulasikan dengan membagi biaya-biaya yang ditambahkan pada periode yang bersangkutan dengan unit ekuivalen untuk pekerjaan yang diselesaikan hanya pada periode bersangkutan. Biaya persediaan awal barang dalam proses tidak dimasukkan dalam menentukan biaya per unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya.

Tahap 5 : Membebankan Total Biaya Produksi ke Unit yang Telah Selesai dan Barang Dalam Proses Akhir
Membebankan total biaya produksi ke unit-unit yang telah selesai dan ke unit-unit pada persediaan akhir barang dalam proses. Pembebanan total biaya produksi ke unit-unit yang telah selesai pada periode bersangkutan merupakan proses dua bagian, yaitu total biaya untuk unit-unit yang telah selesai yang berasal dari persediaan awal barang dalam proses dan total biaya untuk unit-unit yang mulai di proses dan telah selesai.

Laporan produksi ada 2, yaitu :
1.     Unit produksi
·      Terhitung
·      Dihitung
2.     Biaya produksi

Metode FIFO (First in First out)
Barang yang pertama kali masuk, maka barang tersebut yang akan pertama kali keluar. Dalam hal ini Work In Process awal produksi yang akan dikeluarkan tidak terhitung, baik unitnya atau  biayanya.
Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (belum selesai diproses), kemudian sisanya digunakan untuk mengolah  produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Contoh Soal :
Payson Co., memproduksi sebuah produk melewati 2 departement, Mixing and Cooking. Kedua department menggunakan FIFO. Di Mixing Dept. semua bahan baku telah ditambahkan pada awal periode. Sedangkan biaya selain bahan baku digunakan secara bertahap. Berikut adalah data  Mixing Dept.
a.    Barang dalam proses awal, 1 Februari, sebanyak 100.000 pounds, 100% bahan baku telah digunakan dan 40% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah digunakan. Biaya yang dibebankan pada pekerjaan ini adalah :
            Bahan Baku                $          20.000
            TKL                            $          10.000
            Overhead                    $          30.000
b.    barang dalam proses akhir, 28 februari sebanyak 50.000 pounds. 100% bahan baku telah digunakan 60% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah digunakan.
c.     Jumlah unit yang telah selesai dan ditransfer ke cooking Dept. adalah 370.000 pounds. Biaya yang digunakan selama Februari adalah :
            Bahan Baku                $          211.000
            TKL                            $          100.000
            Overhead                    $          270.000

Diminta :
1.      susunlah daftar arus fisik barang (physical flow schedule)
2.      Susunlah schedule unit ekuivalen
3.      Hitunglah biaya unit ekuivalen
Hitunglah biaya barang yang sudah selesai dan ditransfer ke Cooking Dept., dan biaya barang dalam proses
4.      Akhir
5.      Susunlah rekonsiliasi biaya

# JAWAB #

Step 1 : Menghitung schedule arus fisik
Unit terhitung :
            WIP awal                                            = 100.000
            Unit Dimulai (selesai + akhir – awal)  =  320.000
            TOTAL Unit Terhitung                      = 420.000
Unit dihitung :
            Unit dimulai & selesai             =         270.000
            (320.000 – 50.000)
            WIP awal                                =          100.000
                                                                         
                                                                         370.000

WIP akhir                                =            50.000                                
                                                           
                                                           420.000

Step 2. Menghitung unit Equivalen
                                                                        DM                                          CC
            Unit dimulai dan selesai                      270.000                                   270.000
            (+)       WIP, awal
                                    DM (100.000 x 0%)                0                                  -
                                    CC (100.000 x 60%)               -                                   60.000
            (+)       WIP, akhir
                                    DM (50.000 x 100%)  50.000                                                 -
                                    CC (50.000 x 60%)                 -                                     30.000
            Unit Equivalen                                    320.000                                   420.000

Step 3. Menghitung Biaya/Unit                   

            DM      : 211.000 / 320.000                             = $ 0.66
            CC       : (100.000 + 270.000) / 360.000         = $ 1.03
            Total Biaya / unit                                            = $ 1.69

Step 4. Penilaian Persediaan
WIP, akhir
            DM      : $ 0.66 x 50.000                     = $ 33.000
            CC       : $ 1.30 x (60 % x 50.000)      = $ 30.900
TOTAL                                               = $63.900
Unit selesai & transfer keluar                         
            Unit dimulai & selesai
                        ( $ 1.69 x 270.000)                                          = $ 456.300
            Unit, WIP awal
                        Biaya periode sebelumnya                              = $ 60.000
                        Biaya Penyelesaian                                         = $ 61.800

            TOTAL                                                                       = $ 578.100

Step 5. Rekonsiliasi Biaya
Unit Terhitung
            WIP, awal                                                                   = $ 60.000
            Biaya periode berjalan :
                        DM                              = $ 211.000
                        CC                               = $ 370.000
                                                                                                = $ 581.000

            TOTAL                                                                       = $ 641.000
Unit Dihitung
Biaya transfer keluar
            Biaya WIP awal                      = $ 121.800
            Biaya dimulai selesai               = $ 456.300
            Biaya WIP akhir                     = $   63.900
TOTAL                                                                                   = $ 642.000
Nb : selisih 1000 karena pembulatan





http://fatwarislani.blogspot.co.id/2014/12/perhitungan-biaya-berdasarkan-proses.html